29 Mei 2010
Malam
itu aku masih bertahan di kosnya temanku, aku tidur-tiduran di kasurnya temanku
sambil membaca buku tata cara sholat. Dalam hatiku, aku ingin sekali masuk
Islam tapi otakku dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan
"Kalau
kamu masuk Islam, nanti kamu dijauhi temenmu"
"Jadi
Islam itu sulit, sholat 5 kali sehari"
"Nanti
tetanggamu merasa aneh kalu kamu masuk Islam"
Itulah beberapa
pertanyaan yang sering muncul otakku sehingga aku mengurungkan niatku untuk
masuk Islam.
Kemudian
temanku pemilik kamar yang bernama Nawa sedang melakukan sholat isak. Aku pun
melihat temanku melakukan gerakan sholat, aku ingin sekali sholat tapi aku
tidak bisa melakukannya sebab aku bukan islam. Setelah itu temanku sudah
selesai sholat dan melipat sajadahnya. Kemudian temanku bilang ke aku "Go..
aku pengen tanya ke kamu, tapi maav ya kalau pertanyaanku ini menyakiti hatimu,
soalnya tadi saat sholat isak ada suara yang menyuruh aku untuk tanya “ini” ke
kamu" aku pun menjawab "iya.. gak papa kok Wa". Dia kemudian
bertanya kepadaku "Go.. kenapa seh kamu gak masuk islam?” "aku ngerti
kamu gak masuk islam karena kamu masih ada pelajaran agama kan ?". Aku menjawabnya sambil tertawa
"hehehe... iya Wa, belum waktunya aku masuk Islam" dia menjawab
"gara-gara pelajaran agama aja kamu gak mau masuk Islam. Kamu sudah
belajar banyak tentang Islam, belajar akidahnya, belajar sholat, belajar wudhu
dan sebagainya lewat buku.
Sekarang
misalnya kamu mati sekarang dalam keadaan Kristen percuma yang kamu pelajari
itu. Kamu mati dalam keadaan Kristen, belum mengucapkan kalimat syahadat"
mendengar perkataan temanku tadi mendadak aku tertegun dan tidak bisa menjawab
pertanyaannya, badanku lemas. temanku kemudian bilang lagi "Maav ya Go..
cepetan masuk Islam sana
jangan nunggu pelajaran agama".
Aku
pun termenung di atas kasur sambil menutup mata dan mengingat
peristiwa-peristiwa dulu. Bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, bermimpi
tentang surga, bermimpi membaca syahadat. Betapa beruntungnya diriku ini, Allah
memberikan
karunia yang
begitu besar kepadaku yang jarang orang yang sudah lama memeluk Islam bermimpi
tentang ini. Aku begitu malu kepadaNya, Dia menyanyangiku, Dia memperhatikan
aku, Dia menjaga aku, Dia memberikan hikmah yang tak terhingga kepadaku tapi
apa balasanku kepadaNya.
Aku
sebagai umatnya tahu Dia Maha Kaya, kita sebagai umatnya seharusnya malu karena
kebaikanNya tapi kita membalasNya dengan perbuatan maksiat dan tidak
mensyukurinya. Kita harus membalas kebaikanNya dengan berbuat baik.
Kemudian
hatiku menjerit dan mataku meneteskan air mata "Ya Allah... Aku cinta
Engkau ya Allah, Aku cinta Engkau ya Allah. Cinta adalah pengorbanan, maka aku
akan berkorban untukMu ya Allah. Engkau adalah Cinta Hakikiku".
Lalu
aku bangun dari tempat tidur dan memegang handphone dan menuliskan kalimat
"kamu di mana?" dan aku forward ke 4 temanku. Ada yang pending
smsnya, ada yang menjawab lagi dijalan, ada yang menjawab di kosnya temenku dan
yang terakir menjawab di kos.
Salah
satu temanku yang menjawab kos langsung aku balas tanpa basa-basi "Mau gak
jadi saksi syahadatku?". Awalnya dia takut soalnya dia merasa belum pantas
buat jadi saksi, dia pun menyuruh aku menunggu sebentar karena dia mau
menelepon gurunya.
Setelah beberapa
menit, pesan singkat mampir ke handphoneku "ayo... ke kosku. aku mau jadi
saksi syahadatmu". aku pinjam sepeda motornya temenku dan pergi ke kosnya
dia. Disana ternyata ada teman SMA ku yang lain yang siap menjadi saksi. Vath
kemudian berkata "Yo... ikuti ucapanku ya?" aku mengangguk.
"Asyhadu anla illahaillah, Waasyhadu anna muhammadarrasullah" aku
menirukannya "Asyhadu anla illahaillah, Waasyhadu..." Aku lupa
kalimat yang terakhir.
Kemudian
vath mengulangi lagi "Asyhadu anla illahaillah, Waasyhadu anna
muhammadarrasullah" dan akhirnya aku bisa mengulangi ucapan tersebut
"Asyhadu anla illahaillah, Waasyhadu anna muhammadarrasullah".
kemudian vath memelukku dan mengucapkan "kamu sekarang saudaraku Yo".
Aku bersalaman dengan teman yang lain.
"Yo...
udah sholat isak ta?" tanya vath. "Belum Vath..." balasku.
"Ayo sholat jamaah sama aku, wudhu sana .
Sudah ngerti caranya Wudhu ta?" "Gak ngerti vath... ajarin aku
vath". Kemudian dia mengajarin aku wudhu dan kita pun sholat isak
bersama-sama.
29
Mei 2010 jam setengah 9 malam aku mengucapkan kalimat syahadat dan sholat
bersama. Indah sekali malam itu, hatiku tentram. Seperti menemukan sesuatu yang
telah lama hilang. ya.. itulah keyakinanku yang telah lama hilang. Islam sudah
di hatiku sejak kecil. aku lahir di dunia fana ini, kali pertama yang ku dengar
adalah suara adzan dari kakekku. Islam telah mendarah daging di tubuhku sejak
lama. Cintalah yang membuat aku masuk Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar