Senin, 28 November 2011

Proklamasi


29 Mei 2010
Malam itu aku masih bertahan di kosnya temanku, aku tidur-tiduran di kasurnya temanku sambil membaca buku tata cara sholat. Dalam hatiku, aku ingin sekali masuk Islam tapi otakku dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan
"Kalau kamu masuk Islam, nanti kamu dijauhi temenmu"
"Jadi Islam itu sulit, sholat 5 kali sehari"
"Nanti tetanggamu merasa aneh kalu kamu masuk Islam"
Itulah beberapa pertanyaan yang sering muncul otakku sehingga aku mengurungkan niatku untuk masuk Islam.

Kemudian temanku pemilik kamar yang bernama Nawa sedang melakukan sholat isak. Aku pun melihat temanku melakukan gerakan sholat, aku ingin sekali sholat tapi aku tidak bisa melakukannya sebab aku bukan islam. Setelah itu temanku sudah selesai sholat dan melipat sajadahnya. Kemudian temanku bilang ke aku "Go.. aku pengen tanya ke kamu, tapi maav ya kalau pertanyaanku ini menyakiti hatimu, soalnya tadi saat sholat isak ada suara yang menyuruh aku untuk tanya “ini” ke kamu" aku pun menjawab "iya.. gak papa kok Wa". Dia kemudian bertanya kepadaku "Go.. kenapa seh kamu gak masuk islam?” "aku ngerti kamu gak masuk islam karena kamu masih ada pelajaran agama kan?". Aku menjawabnya sambil tertawa "hehehe... iya Wa, belum waktunya aku masuk Islam" dia menjawab "gara-gara pelajaran agama aja kamu gak mau masuk Islam. Kamu sudah belajar banyak tentang Islam, belajar akidahnya, belajar sholat, belajar wudhu dan sebagainya lewat buku.
Sekarang misalnya kamu mati sekarang dalam keadaan Kristen percuma yang kamu pelajari itu. Kamu mati dalam keadaan Kristen, belum mengucapkan kalimat syahadat" mendengar perkataan temanku tadi mendadak aku tertegun dan tidak bisa menjawab pertanyaannya, badanku lemas. temanku kemudian bilang lagi "Maav ya Go.. cepetan masuk Islam sana jangan nunggu pelajaran agama".
Aku pun termenung di atas kasur sambil menutup mata dan mengingat peristiwa-peristiwa dulu. Bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, bermimpi tentang surga, bermimpi membaca syahadat. Betapa beruntungnya diriku ini, Allah memberikan
karunia yang begitu besar kepadaku yang jarang orang yang sudah lama memeluk Islam bermimpi tentang ini. Aku begitu malu kepadaNya, Dia menyanyangiku, Dia memperhatikan aku, Dia menjaga aku, Dia memberikan hikmah yang tak terhingga kepadaku tapi apa balasanku kepadaNya.
Aku sebagai umatnya tahu Dia Maha Kaya, kita sebagai umatnya seharusnya malu karena kebaikanNya tapi kita membalasNya dengan perbuatan maksiat dan tidak mensyukurinya. Kita harus membalas kebaikanNya dengan berbuat baik.
Kemudian hatiku menjerit dan mataku meneteskan air mata "Ya Allah... Aku cinta Engkau ya Allah, Aku cinta Engkau ya Allah. Cinta adalah pengorbanan, maka aku akan berkorban untukMu ya Allah. Engkau adalah Cinta Hakikiku".
Lalu aku bangun dari tempat tidur dan memegang handphone dan menuliskan kalimat "kamu di mana?" dan aku forward ke 4 temanku. Ada yang pending smsnya, ada yang menjawab lagi dijalan, ada yang menjawab di kosnya temenku dan yang terakir menjawab di kos.
Salah satu temanku yang menjawab kos langsung aku balas tanpa basa-basi "Mau gak jadi saksi syahadatku?". Awalnya dia takut soalnya dia merasa belum pantas buat jadi saksi, dia pun menyuruh aku menunggu sebentar karena dia mau menelepon gurunya.
Setelah beberapa menit, pesan singkat mampir ke handphoneku "ayo... ke kosku. aku mau jadi saksi syahadatmu". aku pinjam sepeda motornya temenku dan pergi ke kosnya dia. Disana ternyata ada teman SMA ku yang lain yang siap menjadi saksi. Vath kemudian berkata "Yo... ikuti ucapanku ya?" aku mengangguk. "Asyhadu anla illahaillah, Waasyhadu anna muhammadarrasullah" aku menirukannya "Asyhadu anla illahaillah, Waasyhadu..." Aku lupa kalimat yang terakhir.
Kemudian vath mengulangi lagi "Asyhadu anla illahaillah, Waasyhadu anna muhammadarrasullah" dan akhirnya aku bisa mengulangi ucapan tersebut "Asyhadu anla illahaillah, Waasyhadu anna muhammadarrasullah". kemudian vath memelukku dan mengucapkan "kamu sekarang saudaraku Yo". Aku bersalaman dengan teman yang lain.
"Yo... udah sholat isak ta?" tanya vath. "Belum Vath..." balasku. "Ayo sholat jamaah sama aku, wudhu sana. Sudah ngerti caranya Wudhu ta?" "Gak ngerti vath... ajarin aku vath". Kemudian dia mengajarin aku wudhu dan kita pun sholat isak bersama-sama.
29 Mei 2010 jam setengah 9 malam aku mengucapkan kalimat syahadat dan sholat bersama. Indah sekali malam itu, hatiku tentram. Seperti menemukan sesuatu yang telah lama hilang. ya.. itulah keyakinanku yang telah lama hilang. Islam sudah di hatiku sejak kecil. aku lahir di dunia fana ini, kali pertama yang ku dengar adalah suara adzan dari kakekku. Islam telah mendarah daging di tubuhku sejak lama. Cintalah yang membuat aku masuk Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar