Kamis,
31 Desember 2009
“Berangkat jam berapa chumb ke kampus?” pesan singkat
dari sahabatku. “Berangkat jam 8 saja”. "Nanti ketemuan dimana chlad?”. jawabku.
“Di depan perumahanku, motormu taruh di parkiran Rumah Sakit. Terus berangkat
ke kampus naik motorku.” balasnya. Aku menyanggupinya (begitulah persahabatanku
dengannya, aku wajib menurutinya. Aku begitu takut kalau dia marah. Marahnya
seperti mak lampir yang kehilangan tongkat saktinya. Hohoho...). Jam 7 pagi aku
berangkat ke rumahnya, perjalanan rumahku ke rumahnya hanya 45 menit sehingga
aku tidak kuatir terlambat untuk datang ke rumahnya (ampun deh kalau terlambat,
kena semprot nanti). Kumenanti dia di depan gerbang perumahannya. Lama sekali
dia datang, aku pun sms dia, “Aku sudah di depan perumahanmu. Ayo...”. “Bentar
ya... masih setrika baju. ^_^” jawabnya. Begitulah pribadi sahabatku itu, anak
yang tidak mau direpoti, kurang sabar, tidak suka menunggu, tomboi, gak
nyambungan kalau di ajak ngobrol saat malam tapi dia begitu baik, berani
seperti seorang cowok dan tentunya bisa menjaga diri. Akupun menunggunya dengan
setia hampir setengah jam.
Akhirnya dia datang... hatiku begitu lega. Dia
mengendarai motor klasiknya dengan celana jins biru, jaket warna coklat dan
kerudung warna biru tua. Begitu cantiknya sahabatku itu, tapi aku selalu
menghina dia dengan kata elek (biarin... balas dendam karena dia juga ngejek
aku jelek kok. J). Aku memanggil sahabat karibku itu dengan sebutan
coklat (dia mania coklat cocok jadinya kalau dipanggil coklat, dilebaykan
sedikit menjadi chlad). Tapi yang paling sadis lagi, dia memanggilku dengan
sebutan chumb. (berasal dari kata mesum yang dilebaykan menjadi mechumb. T_T
aku gak mesum anaknya.)
Jalanan begitu ramai, terik matahari menyengat tanganku yang
tidak ditutupi sarung tangan. Ditambah lagi coklad selalu menggelitik perutku
yang kecil ini. Setiap kali kita mbolang, kita jarang sekali berbicara. Aku
merupakan tipe anak pendiam, tapi coklad selalu bisa menghadapi sifatku
pendiamku itu. Walaupun mulut ini diam, tapi tangan sahabatku itu selalu usil
menggelitiki badanku, menjewer lengan tanganku, memukul-mukul badanku serta
mengobrak-abrik isi tasku dan dompetku yang kuletakkan di belakang punggung.
(aku salah apa? Udah diam tetep saja dianiaya. T_T). Jadi suasana tidak diam
tapi justru ramai.
Setelah sampai di kampus, aku menyuruhnya untuk
mengantarkanku ke jurusanku. Kita sama-sama satu kampus namun kita berbeda
jurusan. Hari itu, aku ada ujian Fisika Dasar atau Fisdas yang diuji oleh
Asisten Dosen. Ujiannya sebenarnya mudah dan cepat buat fisikawan seperti aku.
Tapi berhubung aku anaknya pemalu, aku selalu mengalah sehingga mendapat kloter
terakhir.
“Chumb... jangan lupa nanti bantuin aku mindahin
barang-barang ke kos baruku ya?” pesan singkat dari Coklad. “Iya... habis ujian
Fisdas. Kira-kira sorean.”jawabku. Aku sudah berjanji kepada sahabatku untuk membantunya
memindahkan semua barang ke kos barunya. Dia pindah kos sebab kos lamanya
mempunyai parkiran yang sempit jadi malas kalau mau keluar kos pakai motor.
(hehe.. dasar anak gak sabaran dan grusa-grusu pengen cepet).
Jam 4 sore ujian wawancara Fisdas belum selesai, akhirnya
asisten dosen minta waktu buat istirahat dan dilanjutkan lagi jam 7 malam.
Akhirnya aku mempunyai kesempatan untuk membantu sahabatku. Aku hubungi dia,
“Chlad... ambilen aku di jurusanku, asistensi dosen minta istirahat dulu”. Dia
pun menyusulku di jurusan (senangnya... baru kali ini dia menurutiku biasanya
gak mau kalau dimintai bantuan. Persahabatan kita seperti Simbiosis parasitime.
Dia parasitnya, aku inangnya. Hahaha...).
Dia mengantarkan
aku di kos barunya. Kemudian dia turun dan menyuruhku menunggu buat mengambil
barang yang akan dibawa. Kadang-kadang ada teman satu kosnya coklad keluar dan
memberikan senyuman kepadaku serta berkata “Temannya Mawar ya?” “Ya mbak...”
jawabku. (jangan sampai jadi pacar, jadi teman aja sudah dianiaya tiap hari apa
lagi jadi pacar. Sehari pacaran sama dia badanku sudah gak utuh lagi.) Aku
menunggunya di depan, melihat dia menggotong barang-barang yang begitu banyak
(kasihan... gotong barang. Makanya punya badan jangan kurus-kurus). Ada buku
sekardus (buku banyak mungkin dibuat bantal. ^_^), galon air, peralatan
makanan, baju, sapu, sampai sandal jepit juga mau dibawa (parah... gak ikhlas
kalau sandal jepit harga 9000’an dibawa juga).
Setelah sampai di kos barunya. Kita mengangkat barang
bawaan ke kamarnya. Ternyata kamarnya dilantai dua (haduh... penyiksaan).
Coklad izin kepada bu kos kalau dia mau memasukkan aku ke kamarnya.
(Alhamdulillah kalau dia mengakui kalau aku laki-laki biasanya ngece aku cewek. Hore lorensimo, berhasil berhasil berhasil
hore...). Bu kos yang baik itu mengizinkan aku untuk masuk kekamarnya. Aku
bolak-balik mengangkat barang bawaan sampai 3 kali (jarak yang ditempuh kira-kira
5 kilometer). Barang yang dibawa begitu banyak, sehingga aku begitu malu kalau
berpapasan dengan orang saat dijalan, takut dikira lagi ada kebakaran atau lagi
nyuri barang jadinya aku menutup kaca
helmku rapat-rapat. Tapi demi membuat bahagia sahabatku itu, aku rela dan
ikhlas.
Untuk kali ketiga
aku membawa barang bawaannya ke kamarnya. Tenggorokanku begitu kering,
keringatku bercucuran. Sudah capek badan ini. Kemudian dia menyiksaku lagi
dengan membelikan air minum segalon (T_T). Kita pergi ke toko untuk membeli air
galon asli. Aku mengangkat galon itu ke kamarnya yang terletak dilantai dua dan
kuletakkan galon itu di dalam kamarnya lalu aku keluar dari kamarnya dan
berdiri di depan pintu sambil menyandarkan tubuhku ini. Aku kemudian berdiri di
bibir pintu dan dia berada di dalam kamar. Aku minta air untuk menghilangkan
rasa lelah dan letih ini.
Jam 7 malam aku kembali ke jurusan untuk melanjutkan
ujian wawancara. Aku menyuruh coklad untuk menungguku. Ujian dilakukan di
laboratorium komputer (Labkom). Antrian masih panjang, aku mengira-ngira
selesai jam 9-10 malam. Saat aku
menunggu untuk mendapat giliran aku terus kepikiran sahabatku itu, apa dia
sanggup sabar menungguku?.
Kadang-kadang dia sms aku, “Sudah selesai ta Chumb?”. Aku
menjawab “Belum... masih lama”. tapi semakin lama, intensitas smsnya semakin
tinggi sebab dia ingin pulang. Hari itu tanggal 30 Desember, besok sudah
tanggal 1 Desember. Besok pergantian tahun, jalanan Kota dipastikan begitu
ramai. Aku dengar kabar burung kalau perbatasan Kota dengan kota lain akan
ditutup. Aku semakin bingung, coklad marah-marah kepadaku karena begitu lama
menunggu. Aku berusaha menenangkan dia,
tapi tetap tidak bisa menunggu. Aku sabar menghadapinya.
Jam 10 malam ujianku selesai, aku mengabari coklad agar menjemputku
di jurusan. Dia menjemputku. Saat dia menjemputku, wajahnya menunjukkan kalau
dia marah, aku hanya mengucapkan kata maaf sebab ujiannya begitu lama.
Perjalanan pulang berbeda dengan perjalanan berangkat ke kampus. Tadi dia suka
godain aku dengan tangan jahilnya, tapi sekarang dia hanya diam. (T_T Dia
marah... huhuhu...).
Aku mencoba untuk menenangkan hatinya, aku mencoba
menggilitiki perutnya tapi dia berkata sambil memukul tanganku “lapo ae seh ?”
(huhuhu... marah mode on. L). Jalanan Kota yang aku kira ramai ternyata tidak begitu
ramai, banyak polisi memakai rompi hijau mengatur lalu lintas. Polisi sering
mengejar-ngejar para pengendara sepeda motor yang mencopot knalpotnya. Aku
sendiri juga takut sebab aku belum mempunyai SIM.
Beberapa menit kemudian, kepala coklad menunjukkan
hal-hal yang aneh. Helm yang melindungi kepalanya sering menyentuh helm hitamku
seperti palu yang memukul paku (hahaha... ternyata coklad tidur). Awalnya hanya
nyondal-nyodol helmku tapi lama-lama
kepalanya disandarkan ke kepalaku. Jadinya berat sekali kepalaku. Kedua
tangannya memegang tasku. Aku pun mengurangi kecepatanku agar sahabatku lebih
enak menyandarkan kepalanya di kepalaku (mesti kalau tidur kepalanya bersandar
di kepalaku... kebiasaan lama. Gak pamitan dulu kalau mau tidur, kan bisa
mampir ke warung buat minum kopi. Huh...) (Emangnya aku cowok pake mampir ke
warung buat minum kopi) (ya emang cowok... sikapmu lho kayak cowok. weks...
:-p).
Akhirnya sampai juga di Perumahannya. Aku
membangunkannya. Dan dia mengambil motorku. Aku pun pulang ke rumah dengan
badan yang begitu capek ditambah lagi dia marah (double kill... dota dota).”
Itulah sekilas ceritaku dengannya... Kamis, 31 Desember
2009 merupakan hari terakhirku dengannya. Akhir cerita persahabatan kita berdua
yang terjalin begitu lama. Mengapa berakhir? Sebab di hari itulah mbolang
terakhirku bersama dengan dia kemudian dia menghilang selama dua tahun, aku kabari
dia di pagi hari tapi dia membalasnya di sore hari (itupun kalau gak di SMS dua
kali gak bakalan balas). Aku juga sering misscall
dia tapi dia tidak pernah membalas misscallku,
mungkin dia sibuk dengan dunianya, sibuk dengan sahabat cowok lainnya yang satu
fakultas denganku, sibuk dengan aktifitas kuliah, sibuk dengan kegiatan
mahasiswa yang bisa menjamin kesuksesan di masa depan dan bahkan sibuk dengan
pacarnya sehingga sahabat pun dilupakan.
Aku tidak sakit hati dan dendam kepadamu wahai sahabatku
kalau kamu sudah menjadi milik orang lain sampai orantuamu menyetujui
hubunganmu dengannya, sebab aku tidak diajarkan ibuku menjadi seorang pendendam
tapi beliau mengajarkan aku menjadi seorang yang bisa memaafkan orang lain dan
menjadi anak yang penyabar untuk menghadapi masalah hidup. Engkaulah yang
mengakhiri persahabatan kita sebab engkau terpukau dengan dunia barumu tapi aku
akan setia menunggumu untuk menjalin persahabatan putih abu-abu lagi. Andaikan
engkau tahu, aku ingin sekali mengulang persahabatan kita di saat kita memakai
seragam putih biru dan menjadi maba. Aku ingin mbolang keliling kota bersamamu
sampai kehujanan di pinggir jalan bersama seorang ibu, ingin lagi makan nasi
goreng buatanmu sendiri (Jangan Nasi goreng campur kawat. ^_^), ingin
memberikan makanan buatanku sendiri untukmu di pagi hari sebagai balas budi,
ingin makan mie atau gado-gado di pinggir jalan. Tapi apa daya... hanya lewat
tulisan ini aku mengungkapkan perasaanku. Aku hanya ingin engkau kembali
menjadi sahabat karibku. Yang setia menemaniku disaat aku sedih dan suka. You
are my best Friend. Lee_moeT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar