Selasa, 22 November 2011

Cerita untuk Sahabatku #part 3




Kamis, 31 Desember 2009
“Berangkat jam berapa chumb ke kampus?” pesan singkat dari sahabatku. “Berangkat jam 8 saja”. "Nanti ketemuan dimana chlad?”. jawabku. “Di depan perumahanku, motormu taruh di parkiran Rumah Sakit. Terus berangkat ke kampus naik motorku.” balasnya. Aku menyanggupinya (begitulah persahabatanku dengannya, aku wajib menurutinya. Aku begitu takut kalau dia marah. Marahnya seperti mak lampir yang kehilangan tongkat saktinya. Hohoho...). Jam 7 pagi aku berangkat ke rumahnya, perjalanan rumahku ke rumahnya hanya 45 menit sehingga aku tidak kuatir terlambat untuk datang ke rumahnya (ampun deh kalau terlambat, kena semprot nanti). Kumenanti dia di depan gerbang perumahannya. Lama sekali dia datang, aku pun sms dia, “Aku sudah di depan perumahanmu. Ayo...”. “Bentar ya... masih setrika baju. ^_^” jawabnya. Begitulah pribadi sahabatku itu, anak yang tidak mau direpoti, kurang sabar, tidak suka menunggu, tomboi, gak nyambungan kalau di ajak ngobrol saat malam tapi dia begitu baik, berani seperti seorang cowok dan tentunya bisa menjaga diri. Akupun menunggunya dengan setia hampir setengah jam.
Akhirnya dia datang... hatiku begitu lega. Dia mengendarai motor klasiknya dengan celana jins biru, jaket warna coklat dan kerudung warna biru tua. Begitu cantiknya sahabatku itu, tapi aku selalu menghina dia dengan kata elek (biarin... balas dendam karena dia juga ngejek aku jelek kok. J). Aku memanggil sahabat karibku itu dengan sebutan coklat (dia mania coklat cocok jadinya kalau dipanggil coklat, dilebaykan sedikit menjadi chlad). Tapi yang paling sadis lagi, dia memanggilku dengan sebutan chumb. (berasal dari kata mesum yang dilebaykan menjadi mechumb. T_T aku gak mesum anaknya.)
Jalanan begitu ramai, terik matahari menyengat tanganku yang tidak ditutupi sarung tangan. Ditambah lagi coklad selalu menggelitik perutku yang kecil ini. Setiap kali kita mbolang, kita jarang sekali berbicara. Aku merupakan tipe anak pendiam, tapi coklad selalu bisa menghadapi sifatku pendiamku itu. Walaupun mulut ini diam, tapi tangan sahabatku itu selalu usil menggelitiki badanku, menjewer lengan tanganku, memukul-mukul badanku serta mengobrak-abrik isi tasku dan dompetku yang kuletakkan di belakang punggung. (aku salah apa? Udah diam tetep saja dianiaya. T_T). Jadi suasana tidak diam tapi justru ramai.
Setelah sampai di kampus, aku menyuruhnya untuk mengantarkanku ke jurusanku. Kita sama-sama satu kampus namun kita berbeda jurusan. Hari itu, aku ada ujian Fisika Dasar atau Fisdas yang diuji oleh Asisten Dosen. Ujiannya sebenarnya mudah dan cepat buat fisikawan seperti aku. Tapi berhubung aku anaknya pemalu, aku selalu mengalah sehingga mendapat kloter terakhir.
“Chumb... jangan lupa nanti bantuin aku mindahin barang-barang ke kos baruku ya?” pesan singkat dari Coklad. “Iya... habis ujian Fisdas. Kira-kira sorean.”jawabku. Aku sudah berjanji kepada sahabatku untuk membantunya memindahkan semua barang ke kos barunya. Dia pindah kos sebab kos lamanya mempunyai parkiran yang sempit jadi malas kalau mau keluar kos pakai motor. (hehe.. dasar anak gak sabaran dan grusa-grusu pengen cepet).
Jam 4 sore ujian wawancara Fisdas belum selesai, akhirnya asisten dosen minta waktu buat istirahat dan dilanjutkan lagi jam 7 malam. Akhirnya aku mempunyai kesempatan untuk membantu sahabatku. Aku hubungi dia, “Chlad... ambilen aku di jurusanku, asistensi dosen minta istirahat dulu”. Dia pun menyusulku di jurusan (senangnya... baru kali ini dia menurutiku biasanya gak mau kalau dimintai bantuan. Persahabatan kita seperti Simbiosis parasitime. Dia parasitnya, aku inangnya. Hahaha...).
  Dia mengantarkan aku di kos barunya. Kemudian dia turun dan menyuruhku menunggu buat mengambil barang yang akan dibawa. Kadang-kadang ada teman satu kosnya coklad keluar dan memberikan senyuman kepadaku serta berkata “Temannya Mawar ya?” “Ya mbak...” jawabku. (jangan sampai jadi pacar, jadi teman aja sudah dianiaya tiap hari apa lagi jadi pacar. Sehari pacaran sama dia badanku sudah gak utuh lagi.) Aku menunggunya di depan, melihat dia menggotong barang-barang yang begitu banyak (kasihan... gotong barang. Makanya punya badan jangan kurus-kurus). Ada buku sekardus (buku banyak mungkin dibuat bantal. ^_^), galon air, peralatan makanan, baju, sapu, sampai sandal jepit juga mau dibawa (parah... gak ikhlas kalau sandal jepit harga 9000’an dibawa juga).
Setelah sampai di kos barunya. Kita mengangkat barang bawaan ke kamarnya. Ternyata kamarnya dilantai dua (haduh... penyiksaan). Coklad izin kepada bu kos kalau dia mau memasukkan aku ke kamarnya. (Alhamdulillah kalau dia mengakui kalau aku laki-laki biasanya ngece aku cewek. Hore lorensimo, berhasil berhasil berhasil hore...). Bu kos yang baik itu mengizinkan aku untuk masuk kekamarnya. Aku bolak-balik mengangkat barang bawaan sampai 3 kali (jarak yang ditempuh kira-kira 5 kilometer). Barang yang dibawa begitu banyak, sehingga aku begitu malu kalau berpapasan dengan orang saat dijalan, takut dikira lagi ada kebakaran atau lagi nyuri barang jadinya aku menutup kaca helmku rapat-rapat. Tapi demi membuat bahagia sahabatku itu, aku rela dan ikhlas.
 Untuk kali ketiga aku membawa barang bawaannya ke kamarnya. Tenggorokanku begitu kering, keringatku bercucuran. Sudah capek badan ini. Kemudian dia menyiksaku lagi dengan membelikan air minum segalon (T_T). Kita pergi ke toko untuk membeli air galon asli. Aku mengangkat galon itu ke kamarnya yang terletak dilantai dua dan kuletakkan galon itu di dalam kamarnya lalu aku keluar dari kamarnya dan berdiri di depan pintu sambil menyandarkan tubuhku ini. Aku kemudian berdiri di bibir pintu dan dia berada di dalam kamar. Aku minta air untuk menghilangkan rasa lelah dan letih ini.
Jam 7 malam aku kembali ke jurusan untuk melanjutkan ujian wawancara. Aku menyuruh coklad untuk menungguku. Ujian dilakukan di laboratorium komputer (Labkom). Antrian masih panjang, aku mengira-ngira selesai jam  9-10 malam. Saat aku menunggu untuk mendapat giliran aku terus kepikiran sahabatku itu, apa dia sanggup sabar menungguku?.
Kadang-kadang dia sms aku, “Sudah selesai ta Chumb?”. Aku menjawab “Belum... masih lama”. tapi semakin lama, intensitas smsnya semakin tinggi sebab dia ingin pulang. Hari itu tanggal 30 Desember, besok sudah tanggal 1 Desember. Besok pergantian tahun, jalanan Kota dipastikan begitu ramai. Aku dengar kabar burung kalau perbatasan Kota dengan kota lain akan ditutup. Aku semakin bingung, coklad marah-marah kepadaku karena begitu lama menunggu. Aku berusaha  menenangkan dia, tapi tetap tidak bisa menunggu. Aku sabar menghadapinya.
Jam 10 malam ujianku selesai, aku mengabari coklad agar menjemputku di jurusan. Dia menjemputku. Saat dia menjemputku, wajahnya menunjukkan kalau dia marah, aku hanya mengucapkan kata maaf sebab ujiannya begitu lama. Perjalanan pulang berbeda dengan perjalanan berangkat ke kampus. Tadi dia suka godain aku dengan tangan jahilnya, tapi sekarang dia hanya diam. (T_T Dia marah... huhuhu...).
Aku mencoba untuk menenangkan hatinya, aku mencoba menggilitiki perutnya tapi dia berkata sambil memukul tanganku “lapo ae seh ?” (huhuhu... marah mode on. L). Jalanan Kota yang aku kira ramai ternyata tidak begitu ramai, banyak polisi memakai rompi hijau mengatur lalu lintas. Polisi sering mengejar-ngejar para pengendara sepeda motor yang mencopot knalpotnya. Aku sendiri juga takut sebab aku belum mempunyai SIM.
Beberapa menit kemudian, kepala coklad menunjukkan hal-hal yang aneh. Helm yang melindungi kepalanya sering menyentuh helm hitamku seperti palu yang memukul paku (hahaha... ternyata coklad tidur). Awalnya hanya nyondal-nyodol helmku tapi lama-lama kepalanya disandarkan ke kepalaku. Jadinya berat sekali kepalaku. Kedua tangannya memegang tasku. Aku pun mengurangi kecepatanku agar sahabatku lebih enak menyandarkan kepalanya di kepalaku (mesti kalau tidur kepalanya bersandar di kepalaku... kebiasaan lama. Gak pamitan dulu kalau mau tidur, kan bisa mampir ke warung buat minum kopi. Huh...) (Emangnya aku cowok pake mampir ke warung buat minum kopi) (ya emang cowok... sikapmu lho kayak cowok. weks... :-p).
Akhirnya sampai juga di Perumahannya. Aku membangunkannya. Dan dia mengambil motorku. Aku pun pulang ke rumah dengan badan yang begitu capek ditambah lagi dia marah (double kill... dota dota).”


Itulah sekilas ceritaku dengannya... Kamis, 31 Desember 2009 merupakan hari terakhirku dengannya. Akhir cerita persahabatan kita berdua yang terjalin begitu lama. Mengapa berakhir? Sebab di hari itulah mbolang terakhirku bersama dengan dia kemudian dia menghilang selama dua tahun, aku kabari dia di pagi hari tapi dia membalasnya di sore hari (itupun kalau gak di SMS dua kali gak bakalan balas). Aku juga sering misscall dia tapi dia tidak pernah membalas misscallku, mungkin dia sibuk dengan dunianya, sibuk dengan sahabat cowok lainnya yang satu fakultas denganku, sibuk dengan aktifitas kuliah, sibuk dengan kegiatan mahasiswa yang bisa menjamin kesuksesan di masa depan dan bahkan sibuk dengan pacarnya sehingga sahabat pun dilupakan.
Aku tidak sakit hati dan dendam kepadamu wahai sahabatku kalau kamu sudah menjadi milik orang lain sampai orantuamu menyetujui hubunganmu dengannya, sebab aku tidak diajarkan ibuku menjadi seorang pendendam tapi beliau mengajarkan aku menjadi seorang yang bisa memaafkan orang lain dan menjadi anak yang penyabar untuk menghadapi masalah hidup. Engkaulah yang mengakhiri persahabatan kita sebab engkau terpukau dengan dunia barumu tapi aku akan setia menunggumu untuk menjalin persahabatan putih abu-abu lagi. Andaikan engkau tahu, aku ingin sekali mengulang persahabatan kita di saat kita memakai seragam putih biru dan menjadi maba. Aku ingin mbolang keliling kota bersamamu sampai kehujanan di pinggir jalan bersama seorang ibu, ingin lagi makan nasi goreng buatanmu sendiri (Jangan Nasi goreng campur kawat. ^_^), ingin memberikan makanan buatanku sendiri untukmu di pagi hari sebagai balas budi, ingin makan mie atau gado-gado di pinggir jalan. Tapi apa daya... hanya lewat tulisan ini aku mengungkapkan perasaanku. Aku hanya ingin engkau kembali menjadi sahabat karibku. Yang setia menemaniku disaat aku sedih dan suka. You are my best Friend. Lee_moeT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar